Rabu, 13 Desember 2017

Laporan Akhir Character Building Agama LF01 Kelompok 4

Laporan Akhir
Project Luar Kelas
CBDC – TFI
Character Building  Agama

MELAKUKAN KEGIATAN WAWANCARA








Pandangan Toleransi Umat Beragama Berdasarkan Berbagai Sudut Pandang Tokoh Agama


Kelompok 4

Nim
Nama
Jabatan (ketua, anggota)
Jani
Ketua
2001552702
Stephanie Christabella
Anggota
2001601944
Julian Natalino
Anggota
2001612102
Irfan Amril
Anggota
2001602770
Ananda Khairurriza
Anggota
2001616252
Nicholas
Anggota



Kelas
LF01




BINUS UNIVERSITY
2017











DAFTAR ISI

Lembaran cover………………………………………………………………………..1
Daftar Isi……………………………………………………………………………….2
Bab 1:  Pendahuluan…………………………………………………………………..3
Bab 2: Metode Kegiatan………………………………………………………………4
Bab 3: Konsep………………………………………………………………………....5
Bab 4: Pelaksanaan……………………………………………………………………6
Bab 5: Hasil & Kesimpulan……………….…………………………………………11
Lampiran…………………………………………………………………………… 16









BAB I
PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang

Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui oleh pemerintah, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu. Dengan banyaknya agama ataupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali terjadi. Agar tidak terjadi konflik-konlik antaragama ini, dibutuhkan toleransi antar umat beragama. Kami mahasiswa Binus University dengan bekerja sama dengan Teach For Indonesia (TFI) ingin melakukan kegiatan wawancara terhadap tiga tokoh agama agar dapat mengetahui pandangan toleransi umat beragama berdasarkan tiga sudut pandangagama yang berbeda.

1.2 Permasalahan

Banyak konflik-konflik yang dapat muncul berlandaskan nama agama di Indonesia.

1.3 Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pandangan tentang toleransi umat beragama berdasarkan tiga agama berbeda
2. Untuk melakukan dialog dengan agama-agama lain
3. Untuk mengetahui cara bersikap toleransi antar umat beragama

1.4 Manfaat Kegiatan

Manfaat kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman terhadap agama-agama lain
2. Meningkatkan toleransi antar umat beragama
3. Menciptakan kerukunan antar agama








BAB II
METODE KEGIATAN



2.1 Bentuk Kegiatan

Kegiatan wawancara dilakukan terhadap tiga narasumber berupa tokoh-tokoh agama.

2.2 Rencana Kegiatan 

Pertama, dilakukan permohonan izin untuk melakukan kegiatan wawancara terhadap tokoh-tokoh agama. Setelah itu, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan wawancara dikoordinasikan. Lalu kegiatan wawancara akan kami laksanakan.

2.3 Pelaksana Kegiatan

Kegiatan dilakukan oleh Kelompok 4 yang terdiri atas:

Nim
Nama
Jabatan (ketua, anggota)
2001542090
Jani
Ketua
2001552702
Stephanie Christabella
Anggota
2001601944
Julian Natalino
Anggota
2001612102
Irfan Amril
Anggota
2001602770
Ananda Khairurriza
Anggota
2001616252
Nicholas
Anggota

2.4 Waktu Kegiatan

Survei lokasi dilakukan pada Rabu, 6 Desember 2017 di TMII dan Jumat, 8 Desember 2017 untuk menentukan daerah tempat melakukan kegiatan wawancara, apakah di TMII atau Sunter. Waktu dan tempat wawancara di daerah sunter adalah sebagai berikut:

Hari, tanggal: Minggu, 10 Desember 2017
Waktu: pukul13-00 – pukul 20.30 WIB
Tempat:

1. Gereja GSJA JevaanJal
Alamat: Jalan  Agung Niaga I Blok G-1 No.2-4, Sunter Agung Podomoro, Jakarta Utara

2. Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya
Alamat: Jalan Agung Permai XV Blok C No. 12, RT.11/RW.11, Sunter Agung, Tanjung Priok, RT.11/RW.11, Sunter Agung, Jakarta Utara, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350

3. Masjid Al Bahrul Amieq Sunter Indah  
Alamat: Sunter Kirana, Blok. B, No. 2, RT.7/RW.12, Sunter Jaya, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14360







BAB IV
PELAKSANAAN



4.1 Survei + Perijinan

Hari/tanggal: Rabu, 6 Desember 2017
Waktu: pukul 12.00-15.00
Tempat: Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Kelompok 4 melakukan survei di TMII dan mendapatkan surat, namun tidak jelas apakah tooh-tokoh agama akan dapat diwawancara pada hari Minggu, 10 Desember 2017 sehingga kami melakukan survei dan permohonan perizinan sekali lagi pada

Hari/tanggal: Jumat, 8 Desember 2017
Tempat: Sunter
Kelompok kami mendapat konfirmasi dari pendeta gereja GSJA JevaanJal untuk dapat diwawancara mulai pukul 13.00 pada hari Minggu, 10 Desember 2017 sehingga kami memutuskan untuk melakukan wawancara di Sunter pada hari tersebut.

4.2 Wawancara 1: Agama Kristen

Hari/tanggal: Minggu, 10 Desember 2017
Waktu: pukul 13.00-14.00
Tempat: Gereja GSJA JevaanJal
Alamat: Jalan  Agung Niaga I Blok G-1 No.2-4, Sunter Agung Podomoro, Jakarta Utara
Narasumber: Bapak Anand Vasandani (Pendeta)


Bapak Anand Vasandani wakil gembala GSJA JevaanJal dan menjadi Pendeta untuk ibadah kaum muda serta aktif berorganisasi dengan Departmen Kaum muda Nasional GSJA. Wawancara kami dengan beliau adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana cara padang bapak akan toleransi akan agama yang ada di Indonesia?

Jawaban :
“Sebagai pemuka agama umat kristus percaya bahwa Yesus Kristus merupakan Tuhan kita, namun kita mengerti bahwa di setiap kita ataupun orang-orang di sekitar kita memiliki kepercayaan yang berbeda-beda dan semua orang patut dihargai dan dihormati. Oleh karena itu, toleransi akan kerukunan agama sangatlah penting, apalagi di komunitas kita haruslah kita memegang erat akan “Bhineka Tunggal Ika” yakni berbeda-beda tapi tetap satu.”

2. Apakah menjaga keharmonisan akan umat beragama itu penting?

Jawaban:
“ Sangat-sangat penting, karena jika tidak ada keharmonisan kita tidak akan bisa bersatu dan bangsa kta pun mudah untuk dijajah jika kita tidak memiliki akan keharmonisan, apalagi antar umat beragama.”

3. Menurut bapak toleransi adalah hal yang penting, bagi umat Kristen bagaimanakah kita dapat mempraktekan akan toleransi itu disekitar kita?

Jawaban:
“Didalam lingkunagan kita sebagai umat Kristen kita dapat melakukan kegiatan toleransi dengan berbagai macam cara yakni seperti gereja dapat menjadi berkat buat orang-orang di sekitar lingkungan kita seperti menggadakan kegiatan social yakni donor darah, atau kita dapat melakukan, penjangkawan-penjangkawan untuk orang yang membutuhkan. Namun tidak memandang apakah agama mereka Kristen atau agama lainnya, namun kita hanya memancarkan kasih antar sesama. ”

4.Diindonesia ini ada profokator agama yang ingin mengadakan perpecahan atau pembelaan antar agama mereka, Bagaimana tanggapan bapak akan hal ini?

Jawaban :
“Sebenarnya orang-orang yang melakukan hal seperti itu disebabkan ada penggaruh psikologis akan kepribadian mereka karena apa yang mereka sudah terapkan atau sudah mereka pelajari terjadi perbedaan pengertian akan agama(missconsepsi) pada kepercayaan mereka. Selain itu, dalam perbuatan-perbuatan seperti itu hokum harusnya berlaku dan hukum tidak boleh dianggap sebelah mata namun hokum harusnya berlaku sama kepada semua orang dan hal ini sangatlah penting dan tidak memandang akan agama mereka. Selain itu, sebagai pemuka agama janganlah kita menggajarkan kepada umat-umat kita akan kebencian akan agama lainnya, Namun sebarkan akan kedamaian antar agama.”

5. Bagaimana peran serta agama terhadap konflik-konflik yang terjadi di Indonesia?

Jawaban:
“Saya sudah lama tinggal di Indonesia dan semasa saya hidup di Indonesia konflik agama tidaklah berpengaruh seperti sekarang. Dulu, masih terjadi keharmonisan akan agama-agama yang ada, namun sekarang ini konflik-konflik yang terjadi banyak yang mengataskan nama agama. Sebenarnya mereka memiliki pendapat yang berbeda namun untuk memenangkan akan pendapat mereka maka mereka menggatasnamakan agama mereka agar dapat diambil akan keputusan yang mereka buat. Hal ini agama perinsip agama yang mempersatukan menjadi tidak digunakan oleh mereka.”

6.Selain itu, dalam kehidupan beragama kita harus menjaga kerukunan, bagaimana kita menjaga kerukunan dalam kehidupan beragama?

Jawaban:
“Saling bertenggang rasa sangat penting yakni mengghargai perbedaan dengan tidak memandang orang-orang, namun kita memandang dengan cara demokrasi dengan semua orang itu sama. Sehingga sebagai umat beragama kita juga harus tunduk kepada hukum yang  berlaku pada negara yang ada.”

7. Selain itu untuk menjaga kerukunan peran siapa saja yang penting dalam menggadakan kerukuranan antar agama?

Jawaban:
“Peran pertama jika di lingkungan keluarga ialah orang tua yakni untuk menggajarkan kebaikan, pemuka agama yang ada yakni berperan penting dalam menggadakan kerukunan antar agama dengan tidak melihat akan adanya perbedaan antar agama dan selain itu media-media social yang ada.”

8. Sebagai Pemuka Agama bagaimana bapak mempraktekan akan kerukunan agama di sekitar gereja ?

Jawaban:
“Dalam mempraktekaannya dilingkungan gereja sangatlah mudah dengan menjadi berkat untuk orang-orang disekitar kita. Dengan menghargai kepercayaan yang dimiliki oranglain. Seperti peran gereja kami membantu pembangunan jalan di depan gereja.”

9. Bagaimana saran bapak untuk kami sebagai mahasiswa untuk menjaga kerukunan antar umat beragama?
Jawaban:
“ Kepada anak-anak Binus janganlah kita berteman dengan memilih teman karena perbedaan agama dan juga kita sebagai mahasiswa kita harus dapat menyebarkan kasih pada sesama teman kita dan kita harus kuat dan menjadi dampak.”


4.3 Wawancara 2: Agama Budha

Hari/tanggal: Minggu, 10 Desember 2017
Waktu: pukul 15.00-16.00
Tempat: Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya
Alamat: Jalan Agung Permai XV Blok C No. 12, RT.11/RW.11, Sunter Agung, Tanjung Priok, RT.11/RW.11, Sunter Agung, Jakarta Utara, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14350
Narasumber: Bhante Silasarano (Biksu)

Bhante Silasarano seorang biksu dari Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya kami wawancara seperti berikut.  

Bagaimana cara padang bapak akan toleransi akan agama yang ada di Indonesia?

Jawaban :
“Tentu kita memiliki 5 keyakinan yang terbesar tentu kita harus ada toleransi satu dengan yang lainnya. Jika tidak adanya toleransi pasti mengalami suatu perpecahan. Tentu karena perpecahan itu tidak adanya keharmonisan antara umat beragama.”

Bagaimana cara menjaga keharmonisan umat beragama?

Jawaban:
“Menurut agama budha kita harus jangan sampai karena adanya suatu perbedaan menjadi suatu kerenggangan dalam hubungan atau menjadi permasalahan. Tiap agama pasti memiliki kepercayaan yang berbeda-beda jangan jadikan suatu perbedaan itu menjadi suatu perpecahan tetapi perbedaan itu jadikan menjadi sebuah ikatan menjadi keharmonisan.”

Dalam lingkungan sekitar yakni Vihara bagaimana kita dapat mempraktekan toleransi tersebut?

Jawaban:
“Dalam lingkungan vihara ini banyak sekali penggunjung yang hadir bukan hanya agama budha namun agama lain dating juga untuk berkunjung ke Vihara ini. Kami pun melakukan tidak membeda-bedakan antara umat lain yang berkunjung ke Vihara dan itu akan menimbulkan suatu toleransi serta keharmonisan antar umat beragama.”

Dalam bertoleransi kita juga harus adanya kerukunan antar umat beragama , menurut bapak bagaimana kita menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia?

Jawaban:
“Pada isu yang berlangsung agama budha sempat disinggung bahwa tidak percaya akan  toleransi, namun sebanarnya di agama budha tidakan yang tidak baik atau yang merugikan hal itu tidak diperkenankan karena akan menimbulkan suatu konflik. ”

Sebagai tokoh agama bagaimana bapak menjaga kerukunan agama itu sendiri?
Jawaban:
“Tentu kita sebagai memiliki keyakinan harus menjaga kerukunan ini karena hal ini sangat penting yakni dengan memberikan pengarahan kepada masyarakat seperti mengadakan  seminar dan lain-lain.”

Bagaimana saran bapak untuk kami sebagai mahasiswa untuk menjaga kerukunan antar umat beragama?

Jawaban:
“Hal yang kita bisa lakukan ialah mahasiswa dapat melakukan sharing dan belajar, tidak hanya  mempelajari 1 agama namun mengerti akan agama lain yang ada dan dari situ kita dapat membandingkan bahwa ajaran-ajaran itu penting sehingga dari situlah tumbuh kerukunan karena adanya pengertian antar agama lainnya.”

4.4 Wawancara 3: Agama Islam

Hari/tanggal: Minggu, 10 Desember 2017
Waktu: pukul 19.30-20.30
Tempat: Masjid Al Bahrul Amieq Sunter Indah  
Alamat: Sunter Kirana, Blok. B, No. 2, RT.7/RW.12, Sunter Jaya, Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14360
Narasumber: Samsu Suhardi (Ustad)

Ustad Samsu Suhardi seorang Ustad di Masjid Al Bahrul Amieq Sunter Indah kami wawancara seperti berikut.  

1. Bagaimana cara pandang agama Islam mengenai toleransi akan agama lain?

Jawaban :
“Menurut agama Islam toleransi dengan agama lain merupakan salah hal yang harus dilakukan karena kita sama-sama mahluk Tuhan yang mahakuasa jadi tidak boleh kita ada permusuhan  antar orang lain. Adapun agama adalah untuk masing-masing orang yakni agamaku untuk ku dan agamamu untuk mu. ”

2. Didalam peran agama Islam sendiri apakah menjaga keharmonisan penting?

Jawaban:
“Menjaga keharmonisan antar agama ialah hal yang harus dilaksanakan pada umat Islam, bukan hanya diucapkan tetapi  haruslah direalisasikan dalam perilaku kita sehari hari karena kita adalah manusia harus saling membantu sesama.”

3. Apasaja yang sudah diberikan melalu masjid ini untuk merealisasikan toleransi di lingkungan sekitar?

Jawaban:
“Toleransi yang dilakukan oleh kita ialah didalam sekitar masjid terdapat non muslim hampir 97% maka peran  masjid ialah saling menghargai akan agama serta mengehargai orang yang berberda kepercayaan .”

4. Menurut bapak peran siapa saja yang penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama?

Jawaban :
“Dalam melaksanakan peran yang penting ialah  tokoh-tokoh agama masing-masing yang ada serta pemerintahan, juga peran serta tokoh-tokoh dan masyarakat. “

5. Dalam agama sendiri ada oknum-oknum yang mengatas namakan agama untuk mengadakan perpecahan, bagaimana tanggapan bapak akan hal ini?

Jawaban:
“Indonesia negara yang bersar dan mayoritas agama di Indonesia ialah Islam dan banyak agama juga yang berbeda di Indonesia. Seiring berjalannya memang ada oknum-oknum yang menjadi profokator namun kita dapat menyalahkan mereka kita sebagai agama juga harus membantu dan memberi pengertian yang benar. Sehingga dari situ kita dapat mengatasi masalah-masalah seperti ini.  ”

6. Bagaimana saran bapak untuk kami sebagai mahasiswa untuk menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama?

Jawaban:
“Hal yang kita bisa lakukan ialah mahasiswa dapat melakukan ialah jadilah anak-anak Indonesia yang memiliki karakter Pancasila itu sendiri. Sebagai mahasiswa kita harus melanjutkan cita-cita akan bangsa Indonesia sehingga Indonesia dapat maju dan berkembang.”







BAB V
HASIL & KESIMPULAN



5.1 Hasil

Dari hasil kegiatan yang kami lakukan kami mendapatkan sebuah kesimpulan yakni disetiap agama yang ada di Indonesia menerapkan akan pentingnya hidup bertoleransi akan perbedaan setiap agama yang ada, dan juga setiap agama yang ada menggajarkan akan bagaimana kita harus menjaga kerukunan antara perbedaan agama yang ada dengan itu akan terjadinya keharmonisan antara umat beragama serta kehidupan di Indonesia.

5.2 Kesimpulan

Setelah melakukan kegitan ini, kami menyimpulkan bahwa nilai toleransi ada di setiap agama dan menjaga kerukunan umat beragama adalah tanggung jawab semua umat beragama. Untuk menjaga kerukunan ini baiklah berteman tanpa menbeda-bedakan, bersikap terbuka terhadap agama-agama lain, serta mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

5.3 Refleksi

1. Jani
Puji syukur kepada Tuhan atas kesepatannya kami dapat melakukan kegiatan wawancara akan perihal toleransi serta kerukunan antar umat beragama. Saya mendapatkan pengalaman yang sangat menarik untuk saya. Pada kesempatan ini kami mengadakan wawancara akan keagamaan kepada 3 Ketua agama yankni pendeta,biksu(bante), dan ustad. Saya sangat terinspirasi dan termotivasi akan pernyataan-pernyataan yang telah diberikan oleh ketua-ketua agama tersebut. Saya dapat belajar akan pentingnya akan hidup bertoleransi akan umat manusia serta menjaga kerukunan yang ada disekitar lingkungan saya khususnya dengan sesama yang memiliki perbedaan agama. Saya belajar bahwa kerukunan dan toleransi ini dapat terjadi jika kita memiliki akan kasih, pengertian, dan juga kerjasama antar umat beragama, dengan tidak membeda-bedakan satu dengan lainnya namun kita saling membantu satu dengan yang lain tanpa memandang status atau kepercayaan yang orang lain miliki. Toleransi adalah suatu sikap saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sikap toleransi menghindarkan terjadinya diskriminasi sekalipun banyak terdapat kelompok atau golongan yang berbeda dalam suatu kelompok masyarakat. Contoh sikap toleransi secara umum antara lain: menghargai pendapat dan/atau pemikiran orang lain yang berbeda dengan kita serta saling tolong-menolong untuk kemanusiaan tanpa memandang suku/ras/agama/kepercayaannya. Dalam pelaksanaan keagamaan toleransi akan agama merupakan hal yang sangat penting dalam hidup beragama. 

Sikap toleransi ini adalah salah satu dampak yang sangat besar bagi masyarakat atau golongan-golongan tertentu. Selain adanya toleransi dalam hidup keagamaan kita harus belajar akan menjaga kerukunan antara umat beragama yang dengan ini dikatakan bahwa salling bahu-membahu dan mengahasi perbedaan antar kepercayaan akan setiap orang. Oleh sebab itu, dari kegiatan ini saya dapat mengerti bahwa peran agama sangatlah penting dalam membentuk keharmonisan antar perbedaan agama yang dimiliki oleh orang lain dan kita sebagai orang beragama haruslah saling bertoleransi dan juga menjaga akan kerukunan akan setiap agama yang berlaku.

2. Stephanie Christabella
Refleksi pribadi:
Kegiatan wawancara memberikan pengalaman baru bagi saya mengunjungi gereja lain, vihara dan juga masjid dan bertemu dengan tokoh-tokoh masing-masing. Hal ini membuat saya sadar dan tertegun betapa beragamnya Indonesia dengan masing-masing agama memiliki chiri khas, cara kerjanya sendiri. Namun di akhir hari semua agama ini berada di Indonesia sehingga semuanya memiliki tanggung jawab untuk menjaga kerukunan sosial berbangsa negara. Oleh karena itu, nilai toleransi sangat dibutuhkan di setiap agama. Masing-masing individu tidak boleh membeda-bedakan umat beragama lain, melainkan harus menghargai dan menghormati perbedaan yang ada. Untuk menjaga kerukunan antar umat beragama diperlukan bantuan dari setiap pihak, mulai dari individu, tokoh-tokoh agama dan msyarakat yang dapat memberi pengaruh besar, juga pemerintahan. Toleransi dibutuhkan agar dapat hidup rukun, damai, sejahtera demi kemajuan dan kelangsungan Indonesia.

3. Julian Natalino
Refleksi diri:
Keragaman adalah takdir bagi kita, masyarakat Indonesia. Sehingga, keinginan untuk menyeragamankan masyarakat adalah kesia-siaan. Tragisnya, keragaman, khususnya agama, selalu menjadi lahan paling sensitif untuk melahirkan konflik. Konflik akibat keragaman alami. Menjadi masalah kemudian jika konflik tersebut bermuara pada aksi kekerasan. Perusakan harta benda, penganiayaan , bahkan pembunuhan. Artikel ini ingin mengkaji keragaman dari beberapa perspektif: personal, sosial dan institusional. Dengan cara itu, berharap kita sadar bahwa keragaman tidak sepantasnya menjadi sumber petaka, melah sebaliknya menjadi sumber daya untuk membangun bangsa lebih kuat dan bisa bersaing dengan nagara lain.
Namun demikian, pengakuan kita akan keragaman baru nampak di permukaan. Selama 30 tahun, rezim Orde Baru merayakan keragaman dari segi fisik, dan pada saat bersamaan, menekan keragaman substansial dalam rangka menjaga stabilitas negara. Pengetahuan mengenai berbagai jenis suku, adat, budaya dan agama muncul dalam setiap pelajaran sekolah. Namun, keragaman hanya boleh memperkenalkan diri di ruang publik di bawah kuasa dan kendali rezim. Sehingga, harmoni sosial masyarakat kita sangat bergantung pada rezim Orde Baru. Ketika presiden Soeharto mundur, rezim Orde Baru runtuh, keragaman menjadi malapetaka. Keragaman menjadi sumber konflik yang berujung pada aksi kekerasan.
Jika keragaman identitas mengakar dalam setiap diri kita, maka keharmonisan harus kita ciptakan sendiri. Untuk itu perlu kesadaran masing-masing kita bahwa keragaman tidak bisa kita tolak. Juga kita tidak bisa memaksakan orang lain sama dengan kita. Sebab perbedaan dan keragaman adalah hakikat kemanusiaan akibat panca indera akal dan bahasa kita yang terbatas.
Dalam Survei LSI pada tahun 2010 dari yang saya baca, umumnya masyarakat Indonesia Intoleran terhadap sesama. Enam dari 10 orang Indonesia tidak bisa menerima disekitarnya dibangun rumah ibadah agama lain. Menekan warga untuk tidak menyalurkan aspirasinya melalui cara kekerasan saja tidak cukup. Upaya ini harus dibarengi dengan membuka ruang yang selebar-lebarnya untuk masyarakat saling berkomunikasi dengan sesame. Sehingga, aspirasi tersalurkan dengan baik dan melalui mekanisme yang adil, transparan dan bertangung jawab. Dengan begitu, keragaman akan tetap kita rayakan melalui kontestasi yang sehat. Pertaruangan kekuatan berbagai elemen dengan sendirnya akan menyeleksi anak-anak terbaik bangsa. Dengan begitu, kemungkinan kita bersaing dengan negara lain semakin lebar.
Kami mendapat pengalaman berharga disaat kami melakukan wawancara . Dimana setiap para tokoh agama ini (Pendeta, biksu , dan Ustad) menjunjung tinggi arti keberagaman di tempat tersebut. Malahan pada gereja yang kami wawancara pendeta tersebut mengatakan bahwa ia menjadikan gereja tersebut sebagai tempat untuk bermusyawarah kepada RT/RW setempat untuk mengatasi masalah yang ada pada tempat tersebut misalnya seperti banjir. Mereka bekerja sama kepada masyarakat sekitar untuk mengatasi banjir tersebut.  
Oleh karena itu, agar keragaman menjadi kekuatan ketimbang malapetaka, kita memerlukan harmonisasi. Harmonisasi keragaman harus datang pertama-tama dari dalam diri, bukan dari luar. Kesadaran tersebut adalah kesadaran yang saling menghormati dan memahami antar umat beragama. Yakni, perbedaan dan keragaman tidak bisa kita tolak. Sekaligus kita juga tidak bisa memaksakan keragaman menjadi keseragaman.Akan tetapi, adalah wajar jika tidak seluruh umat manusia memiliki kesadaran ini. Mesti ada sebagai pihak yang ingin menghempaskan pihak lainnya demi kekuasaan di ruang publik. Oleh karena itu, kesadaran diri saja tidak cukup. Kita membutuhkan ketegasan pemerintah dalam menegakkan hukum yang berlaku. Dengan demikian, keragaman memiliki akar terdalam  dalam diri kita.

4. Ananda Khairurriza
Refleksi pribadi:
Toleransi adalah suatu sikap yang saling menghargai kelompok-kelompok atau antar individu dalam masyarakat atau dalam lingkup lainnya. Sementara pengertian toleransi dalam beragama adalah sikap kepada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran agama masing-masing yang diyakini tanpa adanya paksaan baik dari orang lain maupun dari keluarganya. Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan beberapa pemuka agama, toleransi dengan agama lain merupakan salah hal yang harus dilakukan karena kita sama-sama mahluk Tuhan yang mahakuasa jadi tidak boleh kita ada permusuhan satu sama lain.
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia dituntut untuk mampu berinteraksi dengan yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam masyarakat, seorang individu akan dihadapkan dengan kelompok-kelompok yang berbeda satu sama lain, salah satunya adalah perbedaan agama.
Dalam kehidupan beragama sikap toleransi ini sangatlah dibutuhkan, karena dengan sikap toleransi ini kehidupan antar umat beragama dapat tetap berlangsung dengan tetap saling menghargai dan memelihara hak dan kewajiban masing-masing. Setiap orang sudah seharusnya untuk menanamkan di dalam dirinya sifat toleransi serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari terutama di tempat yang terdapat berbagai perbedaan kepercayaan atau agama. Sikap toleransi antar umat beragama merupakan salah satu solusi untuk mencegah terjadinya perpecahan di antara umat dalam mengamalkan agamanya.
Selain itu, manfaat toleransi antar umat beragama berikutnya adalah terjalinnya tali silaturahmi. Pada umumnya, adanya perbedaan menjadi alasan terjadinya pertentangan antara kelompok yang satu dengan lainnya, khususnya bagi mereka yang tidak mau menerima adanya perbedaan tersebut. Salah satu contoh adalah adanya perbedaan agama yang menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya berbagai konflik serta pertikaian di antara sesama manusia adalah sikap radikalisme yang pada akhirnya akan mengakibatkan dampak pada timbulnya kesengsaraan bagi manusia lainnya.
Oleh karena itu, radikalisme agama harus segera diatasi karena sikap yang keras itu justru sebaliknya akan menodai toleransi antar umat beragama. Setiap agama tentunya tidak pernah mengajarkan pada umatnya untuk menebarkan kebencian dan kejahatan. Sebab sesama umat manusia itu harus saling menghargai dan mampu bersikap toleran setiap perbedaan keyakinan dan ajaran yang dianut-nya.
Sebagai contoh sikap toleransi antar umat beragama bisa kita lihat di negara kita ini, yaitu Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari beragam suku dan agama. Jika toleransi antar umat beragama tidak tertanam di dalam pribadi warga negara Indonesia, maka kemungkinan besar negara ini akan terpecah belah.
Dalam melaksanakan toleransi beragama kita harus mempunyai sikap atau prinsip untuk mencapai kebahagiaan dan ketenteraman. Adapun prinsip itu adalah hak asasi manusia yang paling esensial dalam hidup adalah hak kemerdekaan atau kebebasan di dalam memilih kepercayaan atau agama. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya toleransi dalam kehidupan beragama, saya berharapkan akan terjalin hubungan yang harmonis antar warga negara sehingga akhirnya akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat dan pembangunan bagi negeri kita tercinta ini.
Dengan demikian, dalam upaya membangun sikap toleransi, maka dibutuhkan suatu sikap yang terbuka, menghargai perbedaan, dan menebarkan kasih sayang, sehingga menjadi salah satu sikap untuk mencegah pandangan yang intoleransi dalam beragama. Saya sebagai mahasiswa, hal yang bisa saya lakukan ialah jadilah anak-anak Indonesia yang memiliki karakter Pancasila itu sendiri. Sebagai mahasiswa, saya harus melanjutkan cita-cita kita sehingga Indonesia dapat maju dan berkembang.

5. Nicholas
Refleksi diri:
Agama adalah suatu kebutuhan rohani yang membuat orang jadi takut akan berbuat jahat ataupun membuat orang menjadi berubah/ tidak berbuat jahat lagi. Agama harusnya sebagai aspek yang harus di hargai dan di hormati. Bukan untuk menjadi pandangan orang kalau kita mempunyai agama yang lebih “hebat” atau Tuhan yang lebih “kuat” dan sebagainya. Semua Agama berasal dari sejarah yang kita percaya seperti tradisi atau pun adat daerah. Mengapa tradisi yang kita lakukan sehari-hari di lingkungan kita di percaya dan tidak di beda bedakan tetapi agama dibeda bedakan? Semua itu karena pribadi manusia itu sendiri yang mau lebih tinggi derajatnya di bandingkan orang lain karena iri dan sebagainya.
Agama adalah salah satu kebutuhan hidup seseorang karena agama dapat membuat orang tersebut menjadi lebih baik lagi pastinya. TIdak ada agama yang mengajarkan hal-hal yang salah. Semua agama adalah sama. Agama memang mengalami banyak perubahan, tetapi yang berubah adalah tradisi-tradisi keagamaan dan system keyakinan agama, sedangkan doktrin dan teks agama itu sendiri semuanya sudah ada dalam kitab suci dan tidak berubah. Tak heran jika dunia ini ada yang formalis-ekstremis, radikal, substansial-humanis, dan sebagainya. Tidak ada satupun agama secara normative di dunia yang mengajarkan akan keburukan, kebrutalan, ataupun kekerasan yang nantinya berujung pada perusakan atau pembunuhan. Justru sebaliknya, agama yang ada di dunia ini selalu mengajarkan kebaikan kepada para penganutnya. Contoh dalam agama saya yaitu Kristen ada kutipan berisi “Cinta Kasihnya”
Saat ini banyak orang yang menyimpang terhadap tindakan atas nama agama yang sudah di budidayakan. Banyak orang yang mengatasnamakan agama mereka untuk digunakan sebagai kekuatan atau pun kepentingan pribadi mereka.  
Agama harusnya dapat menjadi pendorong bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia jadi manusia menjadi lebih memiliki “otak” dan dapat berpikir dapat membedakan hal hal buruk dan benar dan juga tidak memikirkan kepentingan pribadi atau kelompok mereka
Agama hendaknya memberikan kepada individu dan masyarakat suatu kekuatan pendorong untuk meningkatkan partisipasi dalam karya dan kreasi mereka. Jadi masyarakat dapat menjadi lebih kreatif dan ikut partisipasi dalam berbagai bentuk agama contoh misalkan gereja membantu orang orang yang kurang mampu di lingkungan gereja tersebut.
Agama dengan nilai nilainya harus dapat berperan sebagai isolator yang merintangi seseorang dari segala macam penyimpangan. Agama harusnya bisa menjadi pedoman dalam hidup kita untuk berbuat baik dan tidak termakan godaan setan karena iman yang kuat. Bukan malah menjadi lebih buruk atau jalan yang menyimpang dan melakukan hal hal atau pekerjaan kotor seperti korupsi dan lain lain.
Ketika agama coba untuk dilepaskan dari kehidupan manusia maka berujung pada kehancuran karena tidak adanya pedoman untuk melakukan hal yang seharusnya. Maka bukan agama yang patut untuk di refleksi namun manusia dalam menginterprestasikan ajaran agama itulah yang patut untuk di refleksi.

6. Irfan Amril
Toleransi beragama memiliki arti sikap lapang dada seseorang untuk menghormati dan membiarkan pemeluk agama untuk melaksanakan ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing-masing yang diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang lain maupun dari keluarganya sekalipun.

Adapun kaitannya dengan agama, pengertian toleransi beragama adalah toleransi yang mencakup masalah - masalah keyakinan pada diri manusia yang berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-Tuhanan yang diyakininya.

Toleransi dalam pergaulan hidup antara umat beragama, yang didasarkan kepada; setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan system dan cara tersendiri yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi tanggung jawab orang yang pemeluknya atas dasar itu, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk suatu agama dalam pergaulan hidup antara orang yang seagama, dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.

Dari kegiatan yang kami laksanakan saya belajar akan bertoleransi serta saya belajar untuk menggadakan keharmonisan antara umat beragama.









LAMPIRAN


Semua lampiran dapat ditemui pada blog http://cbkelompok4agama.blogspot.co.id
Link-link berikut menuju kepada:
1. Proposal kegiatan (termasuk lembar pengesahan dosen): http://cbkelompok4agama.blogspot.co.id/2017/12/proposal.html
2. Lembar surat pengantar:

3. Dokumentasi foto: 

Wawancara 1: Agama Kristen (seluruh anggota kelompok hadir)
Tempat: Gereja GSJA JevaanJal

Narasumber: Bapak Anand Vasandani (Pendeta)


Wawancara 2: Agama Budha (seluruh anggota kelompok hadir)
Tempat: Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya
Narasumber: Bhante Silasarano (Biksu)









Wawancara 3: Agama Islam(seluruh anggota kelompok hadir)
Tempat: Masjid Al Bahrul Amieq Sunter Indah  
Narasumber: Samsu Suhardi (Ustad)









1. Lembar Pengesahan

2. Lampiran absen:





Tidak ada komentar:

Posting Komentar